Kamis, 19 April 2012

BIJI KETAPANG ANTI GALAU

Aku ingin menunjukan pada anakku salwa, bahwa abi juga bisa masak lho...???
dan biasanya aktifitas memasak ini lebih sering aku jalani ketika sore hari, seusai turun hujan, lebih mantap rasanya.
kami bertiga memasaknya, aku, umi, dan anakku....
sebuah kebersamaan yang kadang-kadang anganku merindunya, pada anakku yang mengiris adonan tepung, istriu yang mengatur bumbu, dan aku yang mengatur semuanya, kadang juga dibumbui gelak tawa, obrolan ringan, canda kecil pada anakku, dan hasilnya adalah kami beri nama biji ketapang anti galau (sambil tertawa kecil, hehhe)
entah kapan aku mulai merasakan jatuh cinta pada memasak, yang jelas latar belakang masa mudaku dulu biasa mengisi waktu senggang dengan acara masak-masak.
dan kami menjalaninya nggak merasa tabu, risih, dan apalah namanya, kami enjoy seperti aktifitas sore kemarin.

bahannya cukup sederhana,
tepung terigu 1/4 kg
gula pasir 5 sdm
telor 1 biji
minyak goreng
santan (jika ada, jika tak ada tak masalah)

pertama kocok/aduk telur dengan sendok kurang lebih 10 menit, masukkan gula pasir sambil di aduk-aduk sampai rata, kemudian masukkan tepung terigu, dan aduk dengan tangan, sampai pekat.

baut adonan pipih, terus iris sesuai keinginan, goreng dan jadi deh...

aku menamainya biji ketapang anti galau, karena biasanya setelah kami memakannya secara berjamaah, aku melihat ada pancaran kebahagiaan di wajah kami, kami menjadi lupa hutang pada tetangga, lupa biaya sekolah anakku kelak, yang bakalan membengkak, dan pada masalah-masalah ringan yang sepele. kami lupa...

ketika orang-orang berfikir kebahagiaan keluarga hanya ada di mall, di tempat-tempat wisata, dll, aku katakan tidak selalu seperti itu, ada banyak jalan untuk mencari kebahagiaan keluargamu salah satunya ada di rumahmu, di pelataran rumahmu, di dapurmu, dll.
atau paling tidak kita mengikuti sunah nabi bahwa kita tak harus berpangku tangan pada istri kita, setidaknya apa yang kita bisa lakukan, lakukanlah, dan jika belum bisa belajarlah.
karena Rosululloh bersabda :

Abu Said AlKhudri, “Rasulullah memberi makan hewan peliharaannya, mengikat onta, membersihkan rumah, memeras susu kambing, memperbaiki sandal, menjahit baju, makan bersama pembantunya, menumbuk gandum bila pembantunya capek, belanja kepasar dan  membawanya sendiri, berjabat tangan dengan orang kaya, orang miskin, orang tua, orang muda, budak, dan selalu mulai salam pada siapapun yang beliau jumpai tanpa melihat kedudukn mereka…

malulah  kita padanya kalau kita tak bisa masak, tak bisa menjahit baju sendiri, malu belanja di warung, dll, malulah kita, sedang Rosulpun melakukannya.
saranku lakukan semua dirumahmu dengan penuh cinta, agar lahir masakan yang berasa cinta, kebersihan penuh cinta, dan pekerjaan penuh cinta. karena aktifitas membangun cinta itu menurutku tidaklah berat, jika kita mulai dari diri kita, dari sekarang, dan dari yang terkecil.
wallohu a'lam bishowab.