Lima tahun silam aku masih mengingatnya,…
Dicipete utara jalan H. jian, Jakarta selatan, sekitar setengah jam perjalanan dari blok m sguare, blok m plaza, terminal blok m…
Aku ingat kontrakanku yang mirip kandang dara…
Jalannya becek,
Ketika mandi harus ngantri…
Jam sepuluh malam adalah jadwalnya tukang kupat, sopir bajaj, sopir taksi, bermain gaple…
Ketika berjalan sepuluh meter kedepan engkau akan melihat lalulalang mobil segala merek,
Kemiskinan kami dikepung kesombongan…
Tapi bukan kebisingannya, kepenatannya, keramaiannya, yang menarik untuk diceritakan…
Aku menunggu masa ijab qobul…
Dalam kondisi papa tanpa bekal…
Aku harus terdampar di kawasan yang aku gambarkan seperti pasar malam di lapangan kalisalak…
(perjuangan menggenapkan separuh dien ternyata berat sekali….. air mataku membanjir)
Aku ingat perkataan teman
Yang membuat semangatku kembali menyala…
Bagi saya menikah itu bukan hanya persoalan separuh agama,
tetapi mesti diliputi kebahagiaan yang melaga.
Karna itu, menikahlah dengan seseorang,
yang kau memiliki ketertarikan akannya.
Namun tumbuhkanlah cinta itu,
setelah kau resmi menjadi sepasang suami-istri.
Karna jika cinta kau semai sebelum menjadi halal,
itu hanya akan membuatmu terpenjara dalam perasaan :)
# Mari menjemput kebahagiaan :D
tetapi mesti diliputi kebahagiaan yang melaga.
Karna itu, menikahlah dengan seseorang,
yang kau memiliki ketertarikan akannya.
Namun tumbuhkanlah cinta itu,
setelah kau resmi menjadi sepasang suami-istri.
Karna jika cinta kau semai sebelum menjadi halal,
itu hanya akan membuatmu terpenjara dalam perasaan :)
# Mari menjemput kebahagiaan :D
Sengaja aku memberi judul karawang pakulaut…
Karena di karawanglah aku melihat kedamaian yang tak bisa terbayar dengan uang…
Dengan puisi, dengan lagu, bahkan dengan rayuan…
Saat engkau siap menikah denganku dijalan dakwah, tanpa harta yang kumiliki, tanpa keramaian sound system,…
Disaat ribuan perempuan galau untuk menikah, karena calonnya bukan PNS, bukan karyawan, bukan pewaris tunggal, bukan pejabat,
Engkau dengan senyum menerima pinangan sopir angkot…
Yang bercita-cita mulia…
Dan akupun harus menjagamu, indahmu, dan cintamu…
Bila waktu memang menggerus banyak hal…..
Bila usia memang mengikis banyak hal…..
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.
Bila memang tiada yang abadi…..
Bila memang semua akan berakhir…..Bila memang semua akan terhenti…..
Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki, temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.
Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, upaya gigih untuk saling membahagiakan.
Sayang…….
Hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.
Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh Air Mata.
__________________________________________________
*-Ku ingin mencintai mu sepenuh hatiku, tapi tak bisa
*-Ku ingin bersama mu selamanya, tapi takkan mungkin
*-Ku ingin sehidup semati dengan mu, tapi semua itu gombal belaka
*-Karena ku ingin hanya Allah dihati ku
*-Yang Takkan Meninggalkan ku, Takkan Berpisah dan selama-lamanya krn semua itu bukan gombal
*-Kalau pun aku mencintai mu, itu karena Allah
*-Karena Dia-lah yang menggerakkan hati ku untuk menyayangi mu
*-I love you….. because “Uhibbuka fillah”
KUPINANG KAU DENGAN BASAMALAH….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar